KERINCI, JAMBI - salah satu kearifan lokal Masyarakat Kabupaten Kerinci, Jambi, yang masih dilestarikan hingga hari ini adalah kenduri pusaka atau kenduri sko. Kenduri ini merupakan tradisi turun temurun paling sakral bagi masyarakat Kerinci. Sebab Kenduri sko ini kental dengan sejarah dan budaya leluhur.
Salah satunya tiga desa Tanjung Tanah yang akan menggelar kenduri sko pada Sabtu (14/5/2022). Berbagai persiapan telah dimatangkan oleh tokoh adat, pemerintah desa, tokoh masyarakat hingga masyarakat umum.
Menariknya, dalam pergelaran kenduri sko kali ini, tiga luhah Tanjung Tanah akan menampilkan berbagai adat budaya lokal, salah satunya adalah tari Pukat.
Tari Pukat merupakan tari asli desa tigo luhah Tanjung Tanah Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci provinsi Jambi. Tari ini diperankan oleh beberapa penari laki - laki yang membawa pukat sebagai penangkap ikan, sedangkan wanita membawa tangguk. Tari tersebut diiringi dengan gendang rebana.
Dalam sinopsisnya, tari Pukat menceritakan mata pencaharian masyarakat tiga luhah Tanjung Tanah pada zaman dahulu sebagai nelayan tradisional yang menangkap ikan dengan Pukat (jaring) dan tangguk.
Tari Pukat juga menggambarkan letak geografis Tigo Luhah Tanjung Tanah terletak persis di pinggir Danau Kerinci, sehingga para nelayan tradisional pada zaman dahulu demi mencukupi kebutuhan sehari - hari, mereka sangat terbiasa mengarungi ombak dan gelombang yang menerpa tanpa pernah ada rasa takut.
Dari sinopsis singkat tari Pukat, dapat diartikan sifat kerja keras dan tanggung jawab tanpa ada kata menyerah masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah terhadap keluarga mereka pada waktu itu yang notabene sebagai nelayan tradisional.
Tradisi menangkap ikan dengan Pukat hingga kini masih banyak ditemukan di daerah Kerinci khususnya di Tigo Luhah Tanjung Tanah. Biasanya Pukat dipasang ketika sore hari menjelang malam, untuk kemudian diambil kembali saat pagi. Tradisi inilah yang kemudian melahirkan suatu tari kreasi dari Tanjung Tanah yang bernama tari Pukat. (Sony)